"tak kan patah karna lelah, 'coz it's LILLAH"



Jumat, 18 September 2009

ya Rabb,,jadikan aku istri yang sholehah

dapet artikel bagus,,jadi ingin mencoba menyimpannya di blog saya, dan mungin bisa lebih brmanfaat jika disebarkan..

Artikel ini khusus pengingat untuk para wanita, namun bagi kaum laki-laki di perbolehkan membacanya sebagai ilmu.
Kurang lebih pesannya seperti ini :
Asma’ binti Kahariyah Fazari diriwayatkan telah berkata kepada puterinya dihari pernikahan anaknya itu:”Hai anakku, kini engkau kan keluar dari sarang di mana engkau dibesarkan. Engkau akan berpindah ke sebuah rumah dan hamparan yang belum engkau kenal dan berkawan pula dengan orang yang belum engkau kenali. Itulah suamimu.”
Jadilah engkau tanah bagai suamimu (taati perintahnya) dan ia akan menjadi langit bagimu (tempat bernaung). Jadilah engkau sebagai lantai supaya ia dapat menjadi tiangnya. Jangan engkau bebani dia dengan pelbagai kesukaran karena itu akan memungkinkan ia meninggalkanmu.
Janganlah engkau terlampau menjauhinya, agar ia tidak melupaimu. Sekiranya dia menjauhimu, maka jauhilah dia dengan baik. Peliharalah suamimu itu dengan baik. Jagalah mata, hidung dan anggotanya yang lain.
Janganlah kiranya suamimu itu akan mencium sesuatu darimu melainkan yang harum. Jangan pula ia mendengar sesuatu darimu melainkan yang enak dan janganlah ia melihatkan melainkan yang indah sahaja pada dirimu.
Kalau wanita ingin menjadi isteri yang baik, dipihak lelaki juga berhasrat memiliki wanita yang begitu. Mereka (para suami ) ingin benar punya isteri yang menyambut kepulangan dari tempat kerja dengan wajah yang manis dan ceria, senyum menawan, pakaian yang bersih dan wangi dan rumahtangga pula berada dalam keadaan bersih kemas dan terurus. Bila mata sedap memandang, tenang dan damailah hati suami.
Isteri yang solehah akan berusaha memberi wajah jernih pada rumahtangga. Kasih sayang yang lahir adalah hasil dari masing-masing hendak mencari keridhaan Allah, bukannya dorongan nafsu semata- mata. Masing-masing suami isteri meletakkan Allah dan akhirat yang lebih besar dan utama.
Isteri yang solehah tidak terasa hina menjadi pelayan suami, malah sebaliknya rasa bangga dan bahagia kalau boleh melakukan tugas-tugas itu dengan baik dan sempurna. Gembira kerana yakin dengan janji Allah sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah s.a.w yang bermaksud:”Apabila seorang perempuan mencuci pakaian suaminya, maka Allah mencatat baginya seribu kebaikan dan mengampuni dua ribu kesalahan dosanya, bahkan segala sesuatu yang disinari oleh matahari memohon ampun baginya serta Allah mengangkat seribu darjat baginya.”
“Wahai Fatimah, setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan membina tujuh parit antara dirinya dengan api neraka. Jarak antara parit itu ialah sejauh bumi dangan langit.”
“Wahai Fatimah, setiap wanita yang berair matanya ketika memotong bawang untuk menyediakan makanan keluarganya, Allah akan mencatat untuknya pemberian sebanyak yang diberi kepada mereka yang menangis kerana takutkan Allah.”
Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud : ” Seorang wanita yang solehah itu lebih baik daripada seribu orang lelaki yang tidak soleh dan seorang perempuan yang berkhidmat melayani suaminya selama seminggu maka ditutuplah daripadanya tujuh pintu neraka dan dibukakan lapang pintu syurga dan dia bebas masuk dari pintu mana yang disukainya tanpa hisab.”
Ingatlah, sejahat-jahat suami kita, tidaklah dia lebih jahat daripada Firaun, sedangkan isteri Firaun, Siti Asiah boleh bersabar menghadapi kesombongan dan keangkuhan Firaun sehinggakan Siti Asiah disenaraikan oleh Allah termasuk di dalam barisan antara wanita-wanita solehah yang dijamin syurga.
Oleh itu kalau suami kita masih belum diberi petunjuk janganlah kita jemu untuk memujuk dan mentarbiah, berlaku baik dan paling penting mohon dan bermunajatlah kepada Allah agar Allah mengubah hatinya untuk tunduk pada perintahNya.
Rasulullah s.a.w pernah bersabda : “Wanita yang taat akan suaminya semua burung-burung diudara, ikan- ikan di air, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama mana ia (isteri) masih taat pada suaminya dan diredhai (serta menjaga sembahyang dan puasanya).”


http://mandacutie.files.wordpress.com/2007/12/woman1.jpg

smoga bisa menginspirasi & mengingatkan..
terutama untuk diri sendiri,,
aku yang sangat ingin menjadi istri sholihah untuk suamiku kelak.. ^_^

Senin, 06 Juli 2009

Skenario Terindah

ketika seorang anak manusia berencana indah tentang jalan hidupnya..
tapi Allah telah siap dengan skenarioNya yang lebih indah..

Allaahu akbar!!
bukan sekedar cerita isapan jempol atau kabar burung yang jauuuh bgt dengan kita..
yup,,
sy yakin tman2 pasti pernah merasakan keajaiban yang satu ini..
^_^

Sabtu, 06 Juni 2009

bukan hanya sekedar kata "SEMANGAT"

Jumat, 05 Juni 2009

Perangkap Tikus

dapet dari teman..

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor Tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam
"hmmm... makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar???"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang Tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak "Ada Perangkap Tikus di rumah....! di rumah sekarang ada perangkap tikus....!!!"

Ia mendatangi ayam dan berteriak "ada perangkap tikus"
Sang Ayam berkata "Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku"

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Sang Kambing pun berkata "Aku turut bersimpati... tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"


Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama.
"Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular.
Sang Ular berkata "Ahhh...Perangkap Tikus yang
kecil tidak akan dapat membunuh aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah dan sedih karena mengetahui kalau Ia akan menghadapi bahaya ini sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor Ular berbisa. Buntut Ular yang terperangkap membuat Ular semakin ganas dan menyerang Istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh Ular berbisa tersebut, sang Istri tidak sempat diselamatkan.


Sang Suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian Istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian Istrinya tetap demam. Ia lalu minta dibuatkan sup ceker ayam oleh Suaminya. Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya. Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda.

Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.

Masih, Istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Suami harus menyembelih Sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.

Dari kejauhan... Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.



JADI,, SUATU HARI KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA...
PIKIRKANLAH SEKALI LAGI...

"Siapa yang menghilangkan kegelisahan seorang mukmin dari kegelisahan-kegelisahannya di dunia, niscaya Allah menghilangkan kegelisahan-kegelisahannya pada hari kiamat dan siapa yang memberi kemudahan pada seseorang dari kesulitan, Allah akan memberi kemudahan padanya di dunia&akhirat. Dan Allah akan memberi pertolongan pada hambaNya selama hambaNya memebri pertolongan pada saudaranya." (HR.Muslim)

Kamis, 21 Mei 2009

"ketika hepatitis tak terdiagnosis"


ayah, bunda..
maafkan aku yang tak pernah bisa membahagiakanmu
ayah, bunda..
maafkan aku yang tak pernah peka akan keinginanmu
ayah, bunda..
maafkan aku yang tak memenuhi harapanmu
ayah, bunda..
maafkan aku yang tak kunjung dewasa
ayah, bunda
maafkan aku yang dirasa jauh darimu
ayah, bunda..
maafkan aku yang tak kunjung meringankan bebanmu
ayah, bunda..
maafkan aku yang tak kunjung bisa diandalkan
ayah, bunda..
aku sadar jika suatu saat engkau mulai lelah berharap padaku
ayah, bunda,,
aku sadar, aku harus menerima jika engkau mulai lelah memanggilku..
ayah, bunda..
maafkan aku, jika kebahagiaanmu ternyata harus terwujud melalui tangan orang lain..
ayah, bunda..
maafkan aku yang tak bisa berbuat banyak..
ayah, bunda..
maafkan aku yang tak bisa mengertimu..
ayah, bunda..
maafkan aku yang belum berbakti sama sekali padamu..

maafkan aku ayah, bunda..
mungkin aku memang selalu salah dalam langkahku..
mungkin aku memang selalu membuatmu kecewa dan sakit..
mungkin aku memang terlalu bodoh untuk memenuhi harapanmu..
mungkin aku memang terlalu rapuh untuk melindungimu..
mungkin aku memang terlalu buta melihat kebutuhanmu..
mungkin aku memang terlalu sibuk dengan duniaku untuk mengurusi urusanmu..
mungkin aku memang terlalu payah untuk membahagiakanmu..
mungkin aku memang terlalu egois untuk urusanku saja..
mungkin aku memang terlalu lamban dalam bergerak memenuhi panggilanmu..
mungkin aku memang terlalu naif dengan menganggap "it's fine, nothing happened"

tapi ayah, bunda,,
yakinlah..
aku disini terus mencari tahu..
aku disini terus berusaha untuk bisa memenuhi semua itu..
aku disini terus berusaha menghindari kekecewaanmu
aku disini terus dan terus memikirkanmu..
aku disini terus menyangimu..
aku disini, walau tak bisa berbuat banyak..

tenang ayah, bunda..
aku tak kan pernah lagi menagis karena merasa sendiri
aku tak kan pernah lagi berargumen karena merasa tak adil
aku tak kan pernah lagi menginterupsi karena merasa tak mengerti
aku tak kan pernah lagi menyangkal kenyataan yang terjadi meski dirasa melukai hati ini
aku tak kan pernah lagi merasa beban karena jutaan harapan yang kau tanam di pundakku
aku tak kan pernah lagi bersedih ketika kau berbahagia bukan melalui tanganku
tak kan pernah ada lagi jiwa yang lemah ini
tak kan pernah ada lagi keluhan yang keluar dari mulut ini
tak kan pernah ada lagi permintaan yang tidak penting itu
tak kan pernah ada lagi kepura-puraan itu

dan..
ya Rabb, aku bersyukur memiliki ayah bundaku
yang selalu sabar mengahadapiku
yang selalu mendukungku
yang selalu berada di belakangku
yang selalu kuat melindungiku
yang selalu berjuang demi anak-anaknya
yang selalu berlapang dada akan tingkah lakuku
yang selalu membuka lebar pintu maafnya
yang selalu mendoakanku dalam setiap sholatnya
yang selalu membimbingku
yang selalu berusaha membahagiakan anaknya
yang selalu mengangkatku ketika ku jatuh
yang selalu mengerti aku
yang selalu sayang padaku..

ya Rabb,,mungkinkan kali ini aku terserang hepatitis yang luput dari diagnosisnya?
ya Rabb,,ampuni hamba yang tak bisa membawa hati ini dalam keadaan sempurna..

ya Rabb Yang Maha Pemilik Hati,,
satukanlah hati-hati kami,,

=dalam tangis yang teredam hujan, di indahnya mega yang terselubung kemelut hati..=
kamar bintang, kautsar, sayang
sesaat setelah sebuah senyuman terkirim

Allahumma innaka ta'lamu anna Hadzihilquluub qadijtama'at 'alaa mahabbatika waltaqot 'alaa tha'atika wa tawaHHadat 'alaa da'watika wa ta'aa Hadat 'alaa nushrati syari'atika fawatstsiqillaHumma roo bithotaHaa wa adimwuddaHaa waHdi Haa subulaHaa wamla'Haa binuurikalladzi laa yakhbuu wasyrah shuduuroHa bifaidlil iimaanibika wajamiilit tawakulli 'alaika wa ahyiiHaa bima'rifatika wa amitHaa 'alasy syaHaadati fii sabiilika innaka ni'mal maulaa wa ni'mannashiir. Allahumma aamiin.

Rabu, 13 Agustus 2008

Mari berkaca..

Assalamu'alaykum wr.wb

ikhwah fillah,,

di postingan pertama ini,,mia mau cerita ajah,,
lagi 'memaksakan diri' untuk menulis nih..mengembangkan kompetensi komunikasi di media tulisan,,

baiklah,, qta mulai..

bismillaah..

mia mau sedikit bercerita nih,,kemarin tgl 19-24 Juli 2008 (udah lama banget yah?he..)
mia kan ikutan The 10th FIMA International Student Camp. FIMA ituh Federation Islamic Medical Association,yah intinya perkumpulan orang-orang muslim yang berkecimpung di dunia kesehatan seluruh dunia, baik masih kuliah maupun sudah menjadi profesional.

Nah, yang mia mau share adalah tentang cerita teman-teman kita dari negara lain yang memberikan sedikit tamparan buat mia:

Ada delegasi dari Turki, dia senang sekali bisa datang ke Indonesia, dia baru pertama kali mengikuti camp muslim seperti ini. Dia senang sekali bisa mempelajari Islam dengan bebas, berjilbab dengan leluasa, ibadah berjama'ah dan ukhuwah islamiyah yang terjalin begitu erat. Pasalnya di negaranya, kebebasan ber-islam ria itu agak terkekang. Di kampusnya, Istanbul University, semua orang dilarang berjilbab. Bukankah kita tahu selama ini kalau Turki identik dengan negara Islam? Tapi kok bisa begitu?

Semenjak adanya modernisasi pada zamannya Mustafa Kemal Ataturk itu, kebijakan pemerintahan Turki sudah sedikit bergeser nilai keislamannya, digantikan dengan “misi yahudi”.
Mari kita lihat apa yang terjadi disana..

  1. Sekolah agama (madrasah-red) dilarang dibuka bagi anak-anak di bawah umur, jadi anak-anak di sana tidak bisa mengenyam pendidikan agama sedari dini kalau bukan dari orang tuanya yang ‘paham’ agama. Sekolah agama (islam) baru bisa dirasakan oleh anak yang sudah berumur belasan tahun (af1 lupa berapa tahun tepatnya,kalau tidak salah 14 atau 18 tahun ya??lupa). Bayangkan kawan! mereka baru bisa belajar baca iqro’ ketika mereka sudah baligh. Itu pun jika orang tuanya tergerak untuk menyekolahkan anaknya, jika tidak? Bagaimana jadinya ya?
  2. Terlepas dari peraturan di Istanbul University, muslimah-muslimah yang berjilbab di sana ruang geraknya ‘dibatasi’ dengan cara yang ‘kasat mata’. Pekerjaan-pekerjaan penting dan berpengaruh di sana dilarang bagi orang-orang muslim yang berjilbab, baik dirinya maupun keluarganya. Contohnya langsung adalah seorang dokter supervisor dari Turki yang datang ke FIMA kemarin. Beliau tidak dapat izin praktek dari pemerintah Turki hanya karena beliau berjilbab, jadi beliau sekarang bekerja sebagai relawan di sebuah LSM muslim di Turki. Tidak itu saja, temanku yang lainnya – delegasi dari Istanbul University - juga bercerita bahwa Ayahnya sampai harus melepas pekerjaannya dan bekerja di negara lain hanya karena keluarganya berjilbab. Dan kakaknya tidak jadi menikah karena sang calon suami meminta dia untuk melepas jilbab, dimana sang calon suami adalah calon pengacara. Padahal ia termasuk orang yang paham agama.
  3. Untuk mendapatkan ilmu agama, mereka hanya bisa berhalaqoh di rumah-rumah saja (tertutup). Jika mereka melakukan pembahasan tentang agama di kampus, mereka akan dibubarkan. Bandingkan dengan kita yang bisa dengan begitu bebas mengadakan mentoring, halaqoh atau pun liqo. Bahkan sekarang sudah banyak fakultas/universitas/sekolah yang justru memfasilitasi mahasiswanya untuk mentoring, tapi tidak sedikit yang justru menyia-nyiakan kesempatan itu, masih bermalas-malasan untuk pergi mentoring, atau mencari 1001 alasan untuk bisa izin halaqoh.
  4. Membaca Al-qur’an pun, di kampus, di taman, di perpustakaan, di tempat umun, kalian akan dianggap sebagai orang aneh. Kita? Dimanapun, kapanpun, mangga ajah kalau mau tilawah. Tinggal kemauan kita saja yang berperan. Bahkan sebelum memulai kuliah pun kita biasa diawali tilawah. Alhamdulillah...
  5. Dan masih banyak bidang kehidupan yang akan dipersulit jika terkait dengan pemerintahan.


Dari situ saya merenung, ternyata benar yah, latar belakang seorang pemimpin akan mewarnai kebijakan-kebijakan yang dibuatnya. Inilah yang terjadi jika ‘kita’ (muslim) tidak berada ‘di atas’ (pemerintahan). Paham-paham yang salah bisa menyebar dan menguasai hajat hidup orang banyak. Saat ini mari kita buka mata hati lebar-lebar, kepedulian bukan hanya dalam bentuk materi tapi peduli terhadap sistem pemerintahan juga merupakan tanggung jawab kita. Memilih pemimpin bukan hanya merupakan hak kita, tapi juga kewajiban dan tanggung jawab kita. Mulai sekarang kita harus peduli bagaimana track record para calon pemimpin, terutama yang berhubungan dengan spiritual quotient. Jangan asal pilih, jangan asal ikut-ikutan, tapi kenalilah calon penentu kebijakan daerahmu dengan seksama. Satu suaramu menentukan kehidupan 5 tahun bangsamu. Timbuhkanlah rasa community owner government-mu!


"tidak pantas seorang muslim memilih dari selain mereka untuk menjadi wali urusannya..."

Selain itu, kalau dipikir lagi, sungguh miris yah, disini kita berlagak sok paling berjuang demi islam, paling susah dalam beristiqomah, merasa sudah mengerahkan perhatian kita buat islam, mengeluh dengan begitu banyaknya hambatan dan berlikunya jalan da’wah ini. Padahal, hambatan dan rintangan kita belum apa-apa dibanding mereka. Tapi mereka masih bisa tetap istiqomah berjuang di jalan-Nya dengan kondisi lingkungan mereka seperti itu. Kita?

Jadi apa lagi yang kita tunggu untuk bergerak kawan? Ribuan kilometer dari sini banyak saudara kita yang sedang benar-benar berjuang demi keislaman mereka. Sedangkan kita? Jangan sampai 4WI ‘geleng-geleng’ melihat ketimpangan diantara umatNya. Yang itu bersusah payah, tapi yang ini malah berleha-leha seakan tidak ada yang dikejar.

Ayo kawan! Mari suburkan lagi jalan da’wah ini. Tak ada lagi waktu untuk bersantai. Tak ada kata istirahat untuk berda’wah hingga kita dipertemukan di jannahNya.

wallahu'alam..


Mari jadikan jalan da'wah ini ringan dengan berjama'ah! ^_^

Keep Hamasah!! \(^o^)/

About This Blog

Search

  © Blogger template 'Ladybird' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP